Selasa, 15 Oktober 2019

Jurnal Praktikum Prinsip Kerja Aseptik dan Teknik Isolasi



MIKROBIOLOGI
PRINSIP KERJA ASEPTIK DAN TEKNIK ISOLASI




 


DISUSUN OLEH:
Defi Kurniasari (1351810005)
Chika Rizky Iswana (1351810014)
Vevi Aprilia Tus (1351810016)
Aprilia Purnama Sari (1351810021)
Siti Nur Qomariyah (1351810033)
Afifa Dwi Marita (1351810043)
Devi Oktaviana (1351810052)


AKADEMI FARMASI SURABAYA
TAHUN AJARAN 2019-2020




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Mikroorganisme terdapat dimana-mana didalam lingkungan kita mereka ada pada tubuh kita, di dalam tubuh kita, dan di sekeliling kita. Mereka merupakan komponen penting dalam ekosistem. Di habitat alamiahnya, mereka hidup dalam suatu komunitas yang terdiri dari berbagai jenis mikroorganisme, bersama spesies-spesies biologi lainnya. Didalam komunitas ini, satu spesies mikroba dapat mempengaruhi spesies lain dengan berbagai cara-cara beberapa bersifat menguntungkan beberapa merugikan (Pelczar, 1988).
Salah satu teknik dasar dalam analisa mikrobiologi adalah teknik aseptis (suatu metoda atau teknik di dalam memindahkan atau menstranfer kultur bakteria dari satu tempat ke tempat lain secara aseptis agar tidak terjadi kontaminasi oleh mikroba lain ke dalam kultur). Teknik ini sangat esensial dan kunci keberhasilan prosedur microbial yang diketahui oleh seseorang yang hendak melakukan analisis mikrobiologi. Pengambilan sampel harus dilakukan secara acak (random sampling). Selain itu digunakan teknik aseptic selama pengambilan sampel agar tidak terjadi pencemaran. Alat-alat yang digunakan harus steril. Bahan makanan cair diambil dengan pipet steril, makanan padat menggunakan pisau, garpu, sendok atau penjepit yang steril (Rachdie, 2006).
Teknik aseptis adalah suatu system cara bekerja atau praktik yang menjaga sterilitas ketika menangani pengkulturan mikroorganisme untuk mencegah kontaminasi terhadap kultur mikroorganisme yang diinginkan. Dasar digunakannya teknik aseptis adalah adanya benyak pertikel debu yang mengandung mikroorganisme (bakteri atau spora) yang mungkin dapat masuk ke dalam cawan, mulut Erlenmeyer, atau mengendap di area kerja (Tri Puji L, 2018)
Teknik aseptic sangat diperlukan untuk menghindarkan mikroorganisme dari kontaminan yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Teknik aseptic digunakan sepanjang kegiatan berlangsung baik alat, bahan, lingkungan sekitar maupun praktikannya, untuk alat dan bahan praktikum dapat diterapkan metode sterilitas. Penguasaan teknik aseptic ini sangat diperlukan dalam keberhasilan laboratorium mikrobiologi dan hal tersebut merupakan salah satu metode permulaan yang dipelajari oleh ahli mikrobiologi (Oram, 2001).
Dalam mengisolasi suatu mikroorganisme dilakukan dengan cara yang aseptis untuk menghindari terjadinya kontaminasi dengan mikroorganisme lain. Kebanyakan mikroorganisme dapat diisolasi dan diinokulasi dalam biakan murni dengan memindahkan suatu koloni secara cermat, mensuspensikan kembali dalam cairan dan menanamnya kembali pada medium yang selektif.
B.     Rumusan Masalah
   1.      Apa yang dimaksud dengan teknik kerja aseptic ?
   2.      Apa pentingnya melakukan kerja aseptic ?
   3.      Apa yang dimaksud dengan isolasi ?
   4.      Apa saja teknik- teknik isolasi pada bakteri ?

C.     Tujuan
   1.      Mengetahui prinsip kerja aseptic
   2.      Mengetahui metode-metode isolasi bakteri

D.    Manfaat
   1.      Mampu melakukan kerja aseptic
   2.      Mampu mengisolasi bakteri



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Mikroba merupakan mikroorganisme yang dapat tumbuh secara bebas dan dapat berpindah dengan cepat. Medium biakan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme terbagi dalam bentuk padat, semi-padat dan cair. Medium merupakan suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi atau zat  zat hara (nutrien) yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di atas atau di dalamnya. Selain itu medium juga dapat dipergunakan pula untuk isolasi, perbanyakan, pengujian sifat -sifat fisiologis, dan perhitungan jumlah mikroorganisme (Waluyo, 2008).
Salah satu teknik dasar dalam analisa mikrobiologi adalah teknik transfer aseptis (suatu metode atau teknik di dalam memindahkan atau mentransfer kultur bakteria dari satu tempat ke tempat lain secara aseptis agar tidak terjadi kontaminasi oleh mikroba lain ke dalam kultur). Teknik aseptis adalah suatu system cara bekerja atau praktik yang menjaga sterilitas ketika menangani pengkulturan mikroorganisme untuk mencegah kontaminasi terhadap kultur mikroorganisme yang diinginkan. Dasar digunakannya teknik aseptis adalah adanya benyak pertikel debu yang mengandung mikroorganisme (bakteri atau spora) yang mungkin dapat masuk ke dalam cawan, mulut Erlenmeyer, atau mengendap di area kerja (Tri Puji L, 2018)
Teknik aseptik sangat diperlukan untuk menghindarkan mikroorganisme dari kontaminan yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Teknik aseptis digunakan sepanjang kegiatan berlangsung, baik alat, bahan, lingkungan sekitar maupun praktikannya. Untuk alat dan bahan praktikum dapat diterapkan metode sterilitas. Penguasaan teknik aseptik ini sangat diperlukan dalam keberhasilan laboratorium mikrobiologi dan hal tersebut merupakan salah satu metode permulaan yang dipelajari oleh ahli mikrobiologi (Oram, 2001).
Pertumbuhan mikroba yang tidak diiginkan ini dapat mempengaruhi atau mengganggu hasil percobaan. Penggunaan teknik aseptic meminimalkan material yang digunakan terhadap agen pengkontaminasi. Pada kenyataannya, teknik aseptic tidak dapat melindungi secara sempurna dari bahaya kontaminan (Tri Puji L, 2018).
Alat yang akan digunakan dalam suatu penelitian atau praktikum harus disterilisasi terlebih dahulu untuk membebaskan semua bahan dan peralatan tersebut dari semua bentuk kehidupan. Sterilisasi merupakan suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada suatu benda.
Saran-saran kerja aseptis:
  1. Sebelum membuka ruangan atau bagian steril di dalam tabung/cawan/Erlenmeyer sebaikknya bagian mulut (bagian yang memungkinkan kontaminasi masuk) dibakar/dilewatkan api terlebih dahulu.
  2. Pinset, batang L, spider, dll dapat disemprot alcohol terlebih dahulu lalu dibakar.
  3. Ujung jarum inoculum yang sudah dipijarkan harus ditunggu dingin dahulu atau dapat ditempelkan tutup cawan bagian dalam untuk mempercepat transfer panas yang terjadi.
  4. Usahakan bagian alat yang dipakai dalam kondisi steril didekatkan ke bagian api.
  5. Jika kerja di safety cabinet tidak perlu memakai pembakar Bunsen tapi jika diluar safety cabinet maka semakin banyak sumber api maka semakin terjamin kondisi aseptisnya.
Isolasi bakteri adalah proses mengambil bakteri dari medium atau lingkungan asalnya dan menumbuhkannya di medium buatan sehingga diperoleh biakan yang murni. Bakteri dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya harus menggunakan prosedur aseptic. Aseptic berarti bebas dari sepsis, yaitu kondisi terkontaminasi karena mikroorganisme lain. Teknik aseptic ini sangat penting bila bekerja dengan bakteri. Beberapa alat yang digunakan untuk menjalankan prosedur ini adalah Bunsen. Bila tidak dijalankan dengan tepat, ada kemungkinan kontaminasi oleh mikroorganisme lain sehingga akan mengganggu hasil yang diharapkan. Teknik aseptic juga melindungi laboran dari kontaminasi bakter (Singleton dan Sainsbury, 2006).
Prinsip dari isolasi mikroba adalah mmisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya. Jika sel-sel tersebut tertangkap oleh media padat pada beberapa tempat yang terpisah, maka setiap sel atau kumpulan sel yang hidup akan berkembang menjadi suatu koloni yang terpisah, sehingga memudahkan pemisahan selanjtnya (Tri Puji L, 2018).
Bila digunakan media cair, sel-sel mikroba sulit dipisahkan secara individu karena terlalu kecil dan tidak tetap tinggal di tempatnya. Akan tetapi bila sel-sel itu dipisahkan dengan cara pengenceran, kemudian ditumbuhkan dalam media padat dan dibiarkan membentuk koloni maka sel-sel tersebut selanjutnya dapat diisolasi dalam tabung-tabung reaksi atau cawan petri yang terpisah (Tri Puji L, 2018).
Biakan murni diperlukan dalam berbagai metode mikrobiologis, antara lain digunakan dalam mengidentifikasi mikroba. Untuk mengamati ciri-ciri kultural morfologi, fisiologi dan serologi dibutuhkan mikroba yang berasal dari satu spesies (Dwidjoseputro, 2005).
Beberapa factor yang perlu diperhatikan dalam mengisolasi mikroorganisme adalah sebagai berikut :
   1.     Sifat dan jenis mikroorganisme
   2.     Habitat mikroorganisme
   3.     Medium pertumbuhan
   4.     Cara menginokulasi dan inkubasi
   5.     Cara mengidentifikasi
   6.     Cara pemeliharaannya
Dalam kegiatan mikrobiologi, pembuatan isolate dilakukan dengan cara mengambil sampel mikrobiologi dari lingkungan yang ingin diteliti. Dri sampel tersebut kemudian dibiakkan dengan menggunakan media universal atau media selektif, tergantung tujuan yang ingin dicapai. Jika menggunakan media universal akan diperoleh biakan mikroba campuran. Untuk proses identifikasi maupun isolasi jenis tertentu saja, dilakukan proses pembuatan isolate tunggal dari isolate campuran tersebut. Isolate tunggal atau biakan murni merupakan biakan yang asalnya dari embelaha satu sel tunggal.
Ada bermacam-macam metode isolasi yang dapat digunakan, antara lain :
1.      Metode isolasi sel tunggal
Isolasi tunggal merupakan metode isolasi dengan cara meneteskan bahan yang mengandung mikroorganisme pada suatu kaca penutup dengan menggunakan mikropipet, yang kemudian diteliti di bawah objektif mikroskop. Metode isolasi ini dilakukan untuk mengisolasi sel mikroorganisme berukuran besar yang tidak dapat diisolasi dengan metode agar cawan/ medium cair. Sel mikroorganisme dilihat dengan menggunakan perbesaran sekitar 100 kali.
2.      Metode isolasi gores (Streak Plate)
Ujung kawat inokulasi yang membawa bakteri digesekkan atau digoreskan dengan bentuk zig-zag pada permukaan agar-agar dalam cawan petri sampai meliputi seluruh permukaan. Untuk memperoleh hasil yang baik diperlukan keterampilan, yang biasanya diperoleh dari pengalaman. Metode cwan gores yang dilakukan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan. Ada beberapa teknik goresan, antara lain :
a.       Goresan T
b.      Goresan kuadran
c.       Goresan sinambung
3.      Metode Isolasi tebar
Setetes inoculum diletakkan dalam sebuah medium agar nutrient dalam cawan petri dan dengan menggunakan batang spreader yang steril. Inokulasi itu disebarkan dalam medium batang yang sama dapat digunakan dapat menginokulasikan pinggan kedua untuk dapat menjamin penyebaran bakteri yang merata dengan baik.
4.      Metode Isolasi Tuang (Pour Plate)
Metode isolasi dengan cara mengambil sedikit sampel campuran bakteri yang telah diencerkan dan sampel tersebut kemudian disebarkan di dalam suatu medium dari kaldu dan gelatin encer. Setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu, koloni akan tumbuh pada permukaan dan bagian bawah agar.
5.      Khusus untuk isolasi kamir dan jamur dikenal beberapa teknik isolasi yaitu :
a.       Teknik pengenceran
b.      Teknik Hansen
c.       Teknik lindner
d.      Micromanipulator
e.       Isolasi spora dari sporangium


BAB III
METODELOGI

A.    Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai berikut :
Hari/tanggal    : Rabu, 09 oktober 2019
Pukul               : 08.00-11.20 WIB
Tempat            : Laboratorium Mikrobiologi
                          Akademi Farmasi Surabaya

B.     Alat dan Bahan
Alat :
   1.      Cawan petri
   2.      Pipet ukur
   3.      Bunsen
   4.      Erlenmeyer
   5.      Incubator
   6.      Tabung reaksi
   7.      Batang spreader
   8.      Jarum ose
Bahan :
   1.      Alcohol 70%
   2.      Nutrient agar (NA)
   3.      Nutrient broth (NB)
   4.      Plastic wrap
   5.      Kapas
   6.      Kertas perkamen



C.     Prosedur pembuatan
1. Pemindahan Media
 
2.  Spread plate






 



3. Pour plate

 4. Streak plate



5. Agar Miring (Slant Culture)
 6. Agar Tegak (Stab Culture)











BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tindakan untuk membebaskan alat atau media dari mikroba adalah dengan sterilisasi. Secara umum sterilisasi dapat dilakukan dengan cara mekanik, fisik, dan kimia. Teknik aseptis dibutuhkan untuk mencegah ataupun untuk mengurangi kontaminan yang tidak diinginkan. Mikroba memiliki karakteristik serta ciri yang berbeda dalam persyaratan pertumbuhannya. Karakteristik persyaratan pertumbuhan mikroba inilah yang meyebabkan bermacam-macam media penunjang pertumbuhan mikroba.
Teknik inokulasi merupakan suatu pekerjaan memindhkan bakteri dari medium lama ke mediu yang baru dengan tingket ketelitian yang sangat tinggi dengan demikian akan diperoleh biakan mikroorganisme sering kali memerlukan penenembiakan segar tanpa terjadi pencemaran pemindahan mikroorganisme ini dilakukan dengan teknik aseptic untuk mempertahankan kemurnian biakan selama pemindahan berulang kali. Teknik aseptis adalah suatu system cara bekerja atau praktik yang menjaga sterilitas ketika menangani pengkulturan mikroorganisme untuk mencegah kontaminasi terhadap kultur mikroorganisme yang diinginkan.
Pertumbuhan mikroba yang tidak diinginkan ini dapat mempengaruhi atau mengganggu hasil dari suatu percobaan. Di alam bebas tidak ada mikroba yang hidup tersendiri terlepas dari spesies lain. Biakan murni adalah biakan yang terdiri atas satu spesies bakteri yang ditumbuhkan dalam medium buatan.
Saat memindahkan bakteri dari kultur ke media baru harus dilakukan secara cepat dan efisien. Hal ini dimaksudkan agar meminimalisir potensi kontaminan dimana sebelum bakteri di pindahkan terlebih dahulu ose dipanaskan sehingga tidak terjadi kontaminan pada ose yang digunakan untuk mengambil dan mengisolasi bakteri. Ketika akan mengambil bakteri dari tabung tempat bakteri di kultur, mulut tabung harus dipanaskan terlebih dahulu dimana hal ini dimaksudkan untuk membunuh mikroorganisme yang berada disekitar mulut tabung sehingga tidak terjadi kontaminan pada tabung kultur.
Pertumbuhan mikroba yang tidak diinginkan ini dapat mempengaruhi atau mengganggu hasil dari suatu percobaan. Di alam bebas tidak ada mikroba yang hidup tersendiri terlepas dari spesies lain. Biakan Murni adalah biakan yang terdiri atas satu spesies bakteri yang ditumbuhkan dalam medium buatan.
Saat memindahkan bakteri dari kultur ke media baru harus dilakukan secara cepat dan efisien. Hal ini dimaksudkan agar meminimalisir potensi kontaminan dimana sebelum bakteri dipindahkan terlebih dahulu ose dipanaskan sehingga tidak terjadi kontaminan pada ose yang digunakan untuk mengambil dan mengisolasi bakteri. Ketika akan mengambil bakteri dari tabung tempat bakteri di kultur,mulut tabung harus dipanaskan terlebih dahulu dimana hal ini dimaksudkan untuk membunuh mikroorganisme yang berada disekitar mulut tabung sehingga tidak terjadi kontaminan pada tabung kultur.

Dari hasil praktikum dan pengamatan yang di peroleh menunjukkan bahwa dalam pembuatan media yaitu dalam 12 cawan petri dan 8 tabung reaksi media NA (Nutrient Agar), dan 4 tabung reaksi media NB (Nutrien Broth) telah terjadi kontaminasi dengan di tandai adanya gumpalan berwarna putih krem, ini diduga telah terkontaminasi oleh adanya mikroba. Selain bahan medium yang terkontaminasi ini juga dipengaruhi oleh beberapa factor misalnya kurangnya pemahaman tentang kerja aseptic, rasa takut dan gugup dalam melaksanakan praktikum dan kurangnya pengalaman dalam menguasai alat dan bahan dengan baik.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
  1. Teknik aseptis adalah suatu system cara bekerja atau praktik yang menjaga sterilitas ketika menangani pengkulturan mikroorganisme untuk mencegah kontaminasi terhadap kultur mikroorganisme yang diinginkan.
  2.  Teknik aseptik sangat diperlukan untuk menghindarkan mikroorganisme dari kontaminan yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Teknik aseptis digunakan sepanjang kegiatan berlangsung, baik alat, bahan, lingkungan sekitar maupun praktikannya.
  3. Isolasi bakteri adalah proses mengambil bakteri dari medium atau lingkungan asalnya dan menumbuhkannya di medium buatan sehingga diperoleh biakan yang murni.
  4. Teknik yang digunakan untuk teknik isolasi mikroba adalah teknik penanaman dari suspense yaitu metode tuang (pour plate), metode sebar (spread plate), dan metode gores (streak plate).

B.     Saran
Dalam pelaksanaan praktikum, sebaiknya lebih memperhatikan dan lebih teliti lagi dalam setiap metode yang dilakukan, supaya hasilnya dapat sesuai dengan yang diharapkan. Pada setiap metode yang digunakan juga harus selalu memperhatikan kesterilan lingkungan, media, dan alat agar tidak terjadi kontaminasi dari luar (udara).

DAFTAR PUSTAKA
Pelczar, M.J.,dan Chan. E. C. S. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta : UI Press.
Lestari, Tri Puji. 2018. Buku Ajar Praktikum Laboratorium. Graniti: Anggota IKAPI
Oram, R.F. S., et al. 2001. Biology Living System. Glencoe Division Mc Millan Company. Waterville.
Singleton dan Sainsbury. 2006. Dictionary of Microbiology and molecular Biology 3nd edition. John Wiley and Sons. Sussex, England.
Waluyo, Lud. 2010. Teknik dan Metode Dasar Dalam Mikrobiologi. Malang : UPT Penerbitan  Universitas Muhammadiyah Malang.
Dwidjoseputro, D. 1998. Dasar-dasar Mikrobiologi. Malang.






















Tidak ada komentar:

Posting Komentar