MIKROBIOLOGI
PRINSIP
KERJA ASEPTIK DAN TEKNIK ISOLASI
DISUSUN
OLEH:
Defi
Kurniasari (1351810005)
Chika
Rizky Iswana (1351810014)
Vevi
Aprilia Tus (1351810016)
Aprilia
Purnama Sari (1351810021)
Siti
Nur Qomariyah (1351810033)
Afifa
Dwi Marita (1351810043)
Devi
Oktaviana (1351810052)
AKADEMI
FARMASI SURABAYA
TAHUN
AJARAN 2019-2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Mikroorganisme
terdapat dimana-mana didalam lingkungan kita mereka ada pada tubuh kita, di
dalam tubuh kita, dan di sekeliling kita. Mereka merupakan komponen penting
dalam ekosistem. Di habitat alamiahnya, mereka hidup dalam suatu komunitas yang
terdiri dari berbagai jenis mikroorganisme, bersama spesies-spesies biologi
lainnya. Didalam komunitas ini, satu spesies mikroba dapat mempengaruhi spesies
lain dengan berbagai cara-cara beberapa bersifat menguntungkan beberapa
merugikan (Pelczar, 1988).
Salah satu teknik dasar
dalam analisa mikrobiologi adalah teknik aseptis (suatu metoda atau teknik di
dalam memindahkan atau menstranfer kultur bakteria dari satu tempat ke tempat
lain secara aseptis agar tidak terjadi kontaminasi oleh mikroba lain ke dalam
kultur). Teknik ini sangat esensial dan kunci keberhasilan prosedur microbial
yang diketahui oleh seseorang yang hendak melakukan analisis mikrobiologi.
Pengambilan sampel harus dilakukan secara acak (random sampling). Selain itu
digunakan teknik aseptic selama pengambilan sampel agar tidak terjadi
pencemaran. Alat-alat yang digunakan harus steril. Bahan makanan cair diambil
dengan pipet steril, makanan padat menggunakan pisau, garpu, sendok atau
penjepit yang steril (Rachdie, 2006).
Teknik aseptis adalah
suatu system cara bekerja atau praktik yang menjaga sterilitas ketika menangani
pengkulturan mikroorganisme untuk mencegah kontaminasi terhadap kultur
mikroorganisme yang diinginkan. Dasar digunakannya teknik aseptis adalah adanya
benyak pertikel debu yang mengandung mikroorganisme (bakteri atau spora) yang
mungkin dapat masuk ke dalam cawan, mulut Erlenmeyer, atau mengendap di area
kerja (Tri Puji L, 2018)
Teknik aseptic sangat
diperlukan untuk menghindarkan mikroorganisme dari kontaminan yang dapat
menghambat pertumbuhan mikroba. Teknik aseptic digunakan sepanjang kegiatan
berlangsung baik alat, bahan, lingkungan sekitar maupun praktikannya, untuk
alat dan bahan praktikum dapat diterapkan metode sterilitas. Penguasaan teknik
aseptic ini sangat diperlukan dalam keberhasilan laboratorium mikrobiologi dan
hal tersebut merupakan salah satu metode permulaan yang dipelajari oleh ahli
mikrobiologi (Oram, 2001).
Dalam mengisolasi suatu
mikroorganisme dilakukan dengan cara yang aseptis untuk menghindari terjadinya
kontaminasi dengan mikroorganisme lain. Kebanyakan mikroorganisme dapat
diisolasi dan diinokulasi dalam biakan murni dengan memindahkan suatu koloni
secara cermat, mensuspensikan kembali dalam cairan dan menanamnya kembali pada
medium yang selektif.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa
yang dimaksud dengan teknik kerja aseptic ?
2.
Apa
pentingnya melakukan kerja aseptic ?
3.
Apa
yang dimaksud dengan isolasi ?
4.
Apa
saja teknik- teknik isolasi pada bakteri ?
C. Tujuan
1.
Mengetahui
prinsip kerja aseptic
2.
Mengetahui
metode-metode isolasi bakteri
D. Manfaat
1.
Mampu
melakukan kerja aseptic
2.
Mampu
mengisolasi bakteri
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mikroba
merupakan mikroorganisme yang dapat tumbuh secara bebas dan dapat berpindah
dengan cepat. Medium biakan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme
terbagi dalam bentuk padat, semi-padat dan cair. Medium merupakan suatu bahan
yang terdiri atas campuran nutrisi atau zat
zat hara (nutrien) yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di
atas atau di dalamnya. Selain itu medium juga dapat dipergunakan pula untuk isolasi,
perbanyakan, pengujian sifat -sifat fisiologis, dan perhitungan jumlah
mikroorganisme (Waluyo, 2008).
Salah satu teknik dasar dalam analisa mikrobiologi adalah teknik transfer aseptis (suatu metode atau teknik di dalam
memindahkan atau mentransfer kultur
bakteria dari satu tempat ke tempat lain secara aseptis agar
tidak terjadi kontaminasi oleh mikroba lain ke dalam kultur). Teknik aseptis
adalah suatu system cara bekerja atau praktik yang menjaga sterilitas ketika
menangani pengkulturan mikroorganisme untuk mencegah kontaminasi terhadap
kultur mikroorganisme yang diinginkan. Dasar digunakannya teknik aseptis adalah
adanya benyak pertikel debu yang mengandung mikroorganisme (bakteri atau spora)
yang mungkin dapat masuk ke dalam cawan, mulut Erlenmeyer, atau mengendap di
area kerja (Tri Puji L, 2018)
Teknik
aseptik sangat diperlukan untuk menghindarkan mikroorganisme dari kontaminan
yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Teknik aseptis digunakan sepanjang
kegiatan berlangsung, baik alat, bahan, lingkungan sekitar maupun praktikannya.
Untuk alat dan bahan praktikum dapat diterapkan metode sterilitas. Penguasaan
teknik aseptik ini sangat diperlukan dalam keberhasilan laboratorium
mikrobiologi dan hal tersebut merupakan salah satu metode permulaan yang
dipelajari oleh ahli mikrobiologi (Oram, 2001).
Pertumbuhan mikroba
yang tidak diiginkan ini dapat mempengaruhi atau mengganggu hasil percobaan.
Penggunaan teknik aseptic meminimalkan material yang digunakan terhadap agen
pengkontaminasi. Pada kenyataannya, teknik aseptic tidak dapat melindungi
secara sempurna dari bahaya kontaminan (Tri Puji L, 2018).
Alat yang akan
digunakan dalam suatu penelitian atau praktikum harus disterilisasi terlebih
dahulu untuk membebaskan semua bahan dan peralatan tersebut dari semua bentuk
kehidupan. Sterilisasi merupakan suatu proses untuk mematikan semua organisme
yang terdapat pada suatu benda.
Saran-saran kerja aseptis:
- Sebelum membuka ruangan atau bagian steril di dalam tabung/cawan/Erlenmeyer sebaikknya bagian mulut (bagian yang memungkinkan kontaminasi masuk) dibakar/dilewatkan api terlebih dahulu.
- Pinset, batang L, spider, dll dapat disemprot alcohol terlebih dahulu lalu dibakar.
- Ujung jarum inoculum yang sudah dipijarkan harus ditunggu dingin dahulu atau dapat ditempelkan tutup cawan bagian dalam untuk mempercepat transfer panas yang terjadi.
- Usahakan bagian alat yang dipakai dalam kondisi steril didekatkan ke bagian api.
- Jika kerja di safety cabinet tidak perlu memakai pembakar Bunsen tapi jika diluar safety cabinet maka semakin banyak sumber api maka semakin terjamin kondisi aseptisnya.
Isolasi bakteri adalah
proses mengambil bakteri dari medium atau lingkungan asalnya dan menumbuhkannya
di medium buatan sehingga diperoleh biakan yang murni. Bakteri dipindahkan dari
satu tempat ke tempat lainnya harus menggunakan prosedur aseptic. Aseptic
berarti bebas dari sepsis, yaitu kondisi terkontaminasi karena mikroorganisme
lain. Teknik aseptic ini sangat penting bila bekerja dengan bakteri. Beberapa
alat yang digunakan untuk menjalankan prosedur ini adalah Bunsen. Bila tidak
dijalankan dengan tepat, ada kemungkinan kontaminasi oleh mikroorganisme lain
sehingga akan mengganggu hasil yang diharapkan. Teknik aseptic juga melindungi
laboran dari kontaminasi bakter (Singleton dan Sainsbury, 2006).
Prinsip dari isolasi
mikroba adalah mmisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal
dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan
menumbuhkannya dalam media padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni
sel yang tetap pada tempatnya. Jika sel-sel tersebut tertangkap oleh media
padat pada beberapa tempat yang terpisah, maka setiap sel atau kumpulan sel
yang hidup akan berkembang menjadi suatu koloni yang terpisah, sehingga
memudahkan pemisahan selanjtnya (Tri Puji L, 2018).
Bila digunakan media
cair, sel-sel mikroba sulit dipisahkan secara individu karena terlalu kecil dan
tidak tetap tinggal di tempatnya. Akan tetapi bila sel-sel itu dipisahkan
dengan cara pengenceran, kemudian ditumbuhkan dalam media padat dan dibiarkan
membentuk koloni maka sel-sel tersebut selanjutnya dapat diisolasi dalam
tabung-tabung reaksi atau cawan petri yang terpisah (Tri Puji L, 2018).
Biakan murni diperlukan dalam berbagai metode mikrobiologis,
antara lain digunakan dalam mengidentifikasi mikroba. Untuk mengamati ciri-ciri
kultural morfologi, fisiologi dan serologi dibutuhkan mikroba yang berasal dari
satu spesies (Dwidjoseputro, 2005).
Beberapa factor yang perlu
diperhatikan dalam mengisolasi mikroorganisme adalah sebagai berikut :
1. Sifat
dan jenis mikroorganisme
2. Habitat
mikroorganisme
3. Medium
pertumbuhan
4. Cara
menginokulasi dan inkubasi
5. Cara
mengidentifikasi
6. Cara
pemeliharaannya
Dalam kegiatan
mikrobiologi, pembuatan isolate dilakukan dengan cara mengambil sampel
mikrobiologi dari lingkungan yang ingin diteliti. Dri sampel tersebut kemudian
dibiakkan dengan menggunakan media universal atau media selektif, tergantung
tujuan yang ingin dicapai. Jika menggunakan media universal akan diperoleh
biakan mikroba campuran. Untuk proses identifikasi maupun isolasi jenis
tertentu saja, dilakukan proses pembuatan isolate tunggal dari isolate campuran
tersebut. Isolate tunggal atau biakan murni merupakan biakan yang asalnya dari
embelaha satu sel tunggal.
Ada
bermacam-macam metode isolasi yang dapat digunakan, antara lain :
1.
Metode isolasi sel tunggal
Isolasi
tunggal merupakan metode isolasi dengan cara meneteskan bahan yang mengandung
mikroorganisme pada suatu kaca penutup dengan menggunakan mikropipet, yang kemudian
diteliti di bawah objektif mikroskop. Metode isolasi ini dilakukan untuk
mengisolasi sel mikroorganisme berukuran besar yang tidak dapat diisolasi
dengan metode agar cawan/ medium cair. Sel mikroorganisme dilihat dengan
menggunakan perbesaran sekitar 100 kali.
2. Metode
isolasi gores (Streak Plate)
Ujung
kawat inokulasi yang membawa bakteri digesekkan atau digoreskan dengan bentuk
zig-zag pada permukaan agar-agar dalam cawan petri sampai meliputi seluruh
permukaan. Untuk memperoleh hasil yang baik diperlukan keterampilan, yang
biasanya diperoleh dari pengalaman. Metode cwan gores yang dilakukan dengan
baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan.
Ada beberapa teknik goresan, antara lain :
a.
Goresan T
b.
Goresan kuadran
c.
Goresan sinambung
3.
Metode Isolasi tebar
Setetes
inoculum diletakkan dalam sebuah medium agar nutrient dalam cawan petri dan
dengan menggunakan batang spreader yang steril. Inokulasi itu disebarkan dalam
medium batang yang sama dapat digunakan dapat menginokulasikan pinggan kedua
untuk dapat menjamin penyebaran bakteri yang merata dengan baik.
4. Metode
Isolasi Tuang (Pour Plate)
Metode
isolasi dengan cara mengambil sedikit sampel campuran bakteri yang telah
diencerkan dan sampel tersebut kemudian disebarkan di dalam suatu medium dari
kaldu dan gelatin encer. Setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu, koloni
akan tumbuh pada permukaan dan bagian bawah agar.
5. Khusus
untuk isolasi kamir dan jamur dikenal beberapa teknik isolasi yaitu :
a.
Teknik pengenceran
b.
Teknik Hansen
c.
Teknik lindner
d.
Micromanipulator
e.
Isolasi spora dari sporangium
BAB III
METODELOGI
A.
Waktu dan Tempat
Adapun
waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai berikut :
Hari/tanggal : Rabu, 09 oktober 2019
Pukul : 08.00-11.20 WIB
Tempat : Laboratorium Mikrobiologi
Akademi Farmasi Surabaya
B.
Alat dan Bahan
Alat
:
1. Cawan
petri
2. Pipet
ukur
3. Bunsen
4. Erlenmeyer
5. Incubator
6. Tabung
reaksi
7. Batang
spreader
8. Jarum
ose
Bahan
:
1. Alcohol
70%
2. Nutrient
agar (NA)
3. Nutrient
broth (NB)
4. Plastic
wrap
5. Kapas
6. Kertas
perkamen
C.
Prosedur pembuatan
1. Pemindahan Media
2. Spread
plate
3. Pour plate
4. Streak plate
5. Agar Miring (Slant Culture)
6. Agar Tegak (Stab Culture)
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Tindakan untuk
membebaskan alat atau media dari mikroba adalah dengan sterilisasi. Secara umum
sterilisasi dapat dilakukan dengan cara mekanik, fisik, dan kimia. Teknik
aseptis dibutuhkan untuk mencegah ataupun untuk mengurangi kontaminan yang
tidak diinginkan. Mikroba memiliki karakteristik serta ciri yang berbeda dalam
persyaratan pertumbuhannya. Karakteristik persyaratan pertumbuhan mikroba
inilah yang meyebabkan bermacam-macam media penunjang pertumbuhan mikroba.
Teknik inokulasi merupakan suatu pekerjaan memindhkan bakteri dari
medium lama ke mediu yang baru dengan tingket ketelitian yang sangat tinggi
dengan demikian akan diperoleh biakan mikroorganisme sering kali memerlukan
penenembiakan segar tanpa terjadi pencemaran pemindahan mikroorganisme ini
dilakukan dengan teknik aseptic untuk mempertahankan kemurnian biakan selama
pemindahan berulang kali. Teknik aseptis adalah suatu system
cara bekerja atau praktik yang menjaga sterilitas ketika menangani pengkulturan
mikroorganisme untuk mencegah kontaminasi terhadap kultur mikroorganisme yang
diinginkan.
Pertumbuhan
mikroba yang tidak diinginkan ini dapat mempengaruhi atau mengganggu hasil dari
suatu percobaan. Di alam bebas tidak ada mikroba yang hidup tersendiri terlepas
dari spesies lain. Biakan murni adalah biakan yang terdiri atas satu spesies
bakteri yang ditumbuhkan dalam medium buatan.
Saat
memindahkan bakteri dari kultur ke media baru harus dilakukan secara cepat dan
efisien. Hal ini dimaksudkan agar meminimalisir potensi kontaminan dimana
sebelum bakteri di pindahkan terlebih dahulu ose dipanaskan sehingga tidak
terjadi kontaminan pada ose yang digunakan untuk mengambil dan mengisolasi
bakteri. Ketika akan mengambil bakteri dari tabung tempat bakteri di kultur, mulut
tabung harus dipanaskan terlebih dahulu dimana hal ini dimaksudkan untuk
membunuh mikroorganisme yang berada disekitar mulut tabung sehingga tidak
terjadi kontaminan pada tabung kultur.
Pertumbuhan
mikroba yang tidak diinginkan ini dapat mempengaruhi atau mengganggu hasil dari
suatu percobaan. Di alam bebas tidak ada mikroba yang hidup tersendiri terlepas
dari spesies lain. Biakan Murni adalah biakan yang terdiri atas satu spesies
bakteri yang ditumbuhkan dalam medium buatan.
Saat
memindahkan bakteri dari kultur ke media baru harus dilakukan secara cepat dan
efisien. Hal ini dimaksudkan agar meminimalisir potensi kontaminan dimana sebelum
bakteri dipindahkan terlebih dahulu ose dipanaskan sehingga tidak terjadi kontaminan
pada ose yang digunakan untuk mengambil dan mengisolasi bakteri. Ketika akan
mengambil bakteri dari tabung tempat bakteri di kultur,mulut tabung harus dipanaskan
terlebih dahulu dimana hal ini dimaksudkan untuk membunuh mikroorganisme yang
berada disekitar mulut tabung sehingga tidak terjadi kontaminan pada tabung
kultur.
Dari
hasil praktikum dan pengamatan yang di peroleh menunjukkan bahwa dalam
pembuatan media yaitu dalam 12 cawan petri dan 8 tabung reaksi media NA
(Nutrient Agar), dan 4 tabung reaksi media NB (Nutrien Broth) telah terjadi
kontaminasi dengan di tandai adanya gumpalan berwarna putih krem, ini diduga
telah terkontaminasi oleh adanya mikroba. Selain bahan medium yang
terkontaminasi ini juga dipengaruhi oleh beberapa factor misalnya kurangnya
pemahaman tentang kerja aseptic, rasa takut dan gugup dalam melaksanakan
praktikum dan kurangnya pengalaman dalam menguasai alat dan bahan dengan baik.
BAB V
KESIMPULAN DAN
SARAN
A. Kesimpulan
1. Teknik aseptis adalah suatu system cara
bekerja atau praktik yang menjaga sterilitas ketika menangani pengkulturan
mikroorganisme untuk mencegah kontaminasi terhadap kultur mikroorganisme yang
diinginkan.
2. Teknik
aseptik sangat diperlukan untuk menghindarkan mikroorganisme dari kontaminan
yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Teknik aseptis digunakan sepanjang
kegiatan berlangsung, baik alat, bahan, lingkungan sekitar maupun praktikannya.
3. Isolasi bakteri adalah proses mengambil
bakteri dari medium atau lingkungan asalnya dan menumbuhkannya di medium buatan
sehingga diperoleh biakan yang murni.
4. Teknik yang digunakan untuk teknik
isolasi mikroba adalah teknik penanaman dari suspense yaitu metode tuang (pour
plate), metode sebar (spread plate), dan metode gores (streak plate).
B.
Saran
Dalam pelaksanaan praktikum, sebaiknya lebih memperhatikan dan lebih
teliti lagi dalam setiap metode yang dilakukan, supaya hasilnya dapat sesuai
dengan yang diharapkan. Pada setiap metode yang digunakan juga harus selalu
memperhatikan kesterilan lingkungan, media, dan alat agar tidak terjadi
kontaminasi dari luar (udara).
DAFTAR PUSTAKA
Pelczar, M.J.,dan Chan. E. C. S. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta : UI
Press.
Lestari, Tri Puji. 2018. Buku Ajar Praktikum Laboratorium. Graniti: Anggota IKAPI
Oram, R.F. S., et al. 2001. Biology Living System. Glencoe Division Mc Millan Company. Waterville.
Singleton
dan Sainsbury. 2006. Dictionary of
Microbiology and molecular Biology 3nd edition. John Wiley and Sons. Sussex,
England.
Waluyo, Lud. 2010. Teknik dan Metode Dasar Dalam
Mikrobiologi. Malang : UPT Penerbitan Universitas
Muhammadiyah Malang.
Dwidjoseputro, D. 1998. Dasar-dasar Mikrobiologi. Malang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar